dimana semua 'pihak' sudah mengerti betapa kuat nya media,
betapa media bisa membangun image seseorang atau suatu pihak..
maka oleh pihak berwenang di buatlah sebuah pagar informasi,
untuk melindungi para 'aparat' atau petugas nya dari image buruk..
contoh nya adalah ketika tragedi Tanjung Priok terjadi bebeberapa waktu silam...
Seluruh stasiun Televisi kompak untuk tidak menayangkan aksi brutal PP,
sebaliknya,
mereka hanya meliput kebuasan warga dalam menganinaya satpol,
mencuri dan membakar mobil nya, dan lain2 nya.
menurut saya ini adalah ketimpangan pemberitaan,
dengan kata lain,
apa yang di saksikan kepada masyarakat tidak sepenuh nya benar,
(ibarat nasi uduk, masyarakat hanya disajikan nasi nya doank,
gk pake krupuk dan tempe)hehe
pemberitaan yang di lakukan tiap stasiun televisi TIDAK ADIL
dalam menayangkan sesuatu,
mungkin hal ini bisa terjadi karena 'hukum penyiaran tidak tertulis'
yang di layangkan pihak2 tertentu.
yang membatasi media untuk menyiarkan kecacatan mereka,dan, untuk hanya menyiarkan seberapa mereka dirugikan
juga seberapa banyak dari mereka yang terluka..
sulit memang melawan hegemoni otoritas yg sudah mengakar.
ketika media tidak menghadirkan segala informasi yang di butuhkan,
maka pola pikir pemirsa awam akan lebih kepada mendukung satpol,
dibanding mendukung warga mengamankan Makam Mbah Priok.
0 comments:
Posting Komentar